Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak dan Pilkada tahun 2024 merupakan pesta demokrasi terbesar yang sangat menuntut dedikasi yang tinggi dari seluruh elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan tersebut, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Nduga. Di balik lancarnya setiap Tahapan Pemilu Serentak dan Pilkada tahun 2024, ada banyak kisah perjuangan dan pengorbanan setiap personal yang terlibat dalam tahapan tersebut. Salah satunya adalah kisah dari Yvan Rumbiak, seorang Staff Teknis Kepemiluan dan Hukum di KPU Kabupaten Nduga yang memberikan dedikasi tanpa batas yang ia curahkan selama tahapan krusial ini dan harus dibayar mahal dengan mengalami kenaikan berat badan secara drastis dan penurunan kesehatan serius yang mengancam nyawa dengan signifikan akibat kinerja yang "full out" selama tahapan krusial tersebut.
Ritme Kerja Ekstrem dan Perubahan Gaya Hidup yang Mematikan
Kabupaten Nduga, dengan karakteristik geografis dan tantangan keamanan yang unik di Papua Pegunungan, menempatkan KPU setempat pada beban kerja yang luar biasa. Yvan Rumbiak, sebagai garda terdepan dalam memastikan integritas hukum dan teknis kepemiluan, menghadapi tekanan yang tak main-main.
Sejak dimulainya tahapan Pemilu Serentak 2024 yang disambung langsung dengan Pilkada 2024, hidup Yvan didominasi oleh ritme kerja yang brutal. Jam kerja yang seringkali melebihi batas normal, tak jarang hingga dini hari, bahkan mengharuskannya menginap di kantor, menjadi pemandangan sehari-hari. Tuntutan untuk selalu siap, akurat dalam interpretasi hukum, serta sigap menghadapi dinamika lapangan, memaksa Yvan untuk mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya.
Dalam kondisi seperti ini, perawatan diri dan gaya hidup sehat menjadi kemewahan yang sulit dijangkau. Pola makan yang kacau balau, didominasi oleh makanan instan, tinggi lemak, dan kurang gizi akibat keterbatasan waktu dan akses, menjadi pilihan pragmatis. Aktivitas fisik yang nyaris jarang dilakukan serta ditambah dengan waktu tidur yang sangat minim dan tidak berkualitas, menciptakan bom waktu bagi kesehatannya.
Dari Berat Badan Melambung Hingga Ancaman Penyakit Mematikan
Dampak dari gaya hidup dan tekanan kerja yang ekstrem ini mulai menunjukkan dampaknya. Yvan merasakan berat badannya naik secara drastis dalam waktu yang sangat singkat. "Saya tidak menyangka perubahan fisik saya akan secepat ini," ujar Yvan dengan nada lelah. "Rasanya badan jadi dua kali lebih berat, sangat cepat lelah, dan banyak baju lama yang tidak bisa saya pakai lagi."
Namun, masalah tidak berhenti pada kenaikan berat badan saja. Yvan mulai dihantam serangkaian keluhan kesehatan yang mengkhawatirkan:
Asam Lambung Kronis: Stres yang tinggi, pola makan tidak teratur, dan sering melewatkan waktu makan memicu asam lambung Yvan kambuh secara parah dan berkepanjangan. Nyeri ulu hati, mual, dan gangguan pencernaan menjadi bagian tak terpisahkan dari kesehariannya.
Kolesterol Tinggi: Konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuh dan kurangnya aktivitas fisik secara signifikan meningkatkan kadar kolesterol dalam darahnya. Hasil pemeriksaan menunjukkan kolesterol Yvan berada di ambang batas berbahaya, membuka pintu bagi risiko penyakit kardiovaskular.
Risiko Serangan Jantung: Kombinasi antara stres kronis, berat badan berlebih, kolesterol tinggi, dan kurangnya istirahat menempatkan Yvan pada risiko serius untuk terkena penyakit jantung, termasuk serangan jantung. Tekanan darahnya juga cenderung tinggi akibat semua faktor ini.
"Ini adalah harga yang harus saya bayar untuk tugas negara. Jika diberi pilihan untuk menjaga kesehatan pribadi atau memastikan Pemilu dan Pilkada di Kabupaten Nduga berjalan sesuai aturan, saya merasa tidak punya banyak pilihan selain mengutamakan pilihan yang kedua yaitu memastikan Pemilu dan Pilkada di Kabupaten Nduga berjalan sesuai aturan."
Kebangkitan di Tahun 2025: Yvan Rumbiak Memilih Sehat
Namun, Yvan Rumbiak bukan tipe orang yang mudah menyerah. Setelah badai Pemilu dan Pilkada tahun 2024 mereda, ia menyadari bahwa kesehatan adalah investasi yang paling berharga. Berbekal tekad yang kuat, Yvan menjadikan tahun 2025 sebagai momentum kebangkitan untuk lebih sehat.
"Saya memutuskan ini tidak bisa dibiarkan," tegas Yvan. "Saya punya keluarga, saya punya masa depan. Saya harus bertanggung jawab atas tubuh saya sendiri." Untuk kembali ke jalur sehat Yvan melakukan Olahraga Rutin dan menjaga Pola Makan Sehat. Dengan ini Yvan berkomitmen untuk kembali aktif secara fisik. Mulai dari jogging ringan di pagi hari, hingga melakukan latihan kekuatan sederhana. Yvan kini lebih selektif dalam memilih asupan makanan. Mengurangi makanan olahan, tinggi gula, dan tinggi lemak. Ia mulai membiasakan diri dengan makanan kaya serat seperti sayur dan buah, serta protein tanpa lemak. Membawa bekal makanan dari rumah menjadi rutinitas barunya. "Ini tantangan besar di lingkungan kerja, tapi saya berusaha keras untuk disiplin," katanya.
Perjalanan ini memang tidak mudah. Akan ada godaan dan tantangan. Namun, Yvan Rumbiak telah mengambil langkah pertama dan terpenting: mengakui masalah dan berkomitmen untuk berubah.
Refleksi: Pengorbanan yang Tak Terlihat dan Tuntutan Sistem
Kisah Yvan Rumbiak adalah potret dari realitas di lapangan. Ia bukan hanya seorang staf teknis, melainkan seorang pejuang yang mempertaruhkan kesehatan pribadinya demi kelancaran demokrasi. Kisah ini bukan hanya tentang Yvan, tetapi tentang ribuan penyelenggara pemilu lainnya di seluruh pelosok negara Indoyang mungkin mengalami hal serupa.
Pengorbanan kesehatan yang dialami Yvan seharusnya menjadi alarm bagi kita semua, terutama institusi penyelenggara pemilu. Pentingnya sistem pendukung yang lebih baik, program kesehatan dan well-being bagi staf, serta evaluasi beban kerja yang realistis, menjadi sebuah keharusan. Keberlanjutan demokrasi tidak boleh mengorbankan keberlanjutan hidup dan kesehatan para penggeraknya.
Kisah Yvan adalah pengingat bahwa di balik setiap suara yang dihitung, ada dedikasi, ada pengorbanan, dan ada harga yang harus dibayar. Mari kita hargai para Yvan Rumbiak di seluruh Indonesia, dan pastikan mereka mendapatkan dukungan yang layak untuk menjaga kesehatan mereka, karena kesehatan mereka adalah aset berharga bagi bangsa. (YOR)
Baca juga: Mengenal SPIP dan Penerapannya di KPU NDUGA