Makna Mengheningkan Cipta: Mengingat Jasa Pahlawan dan Meneguhkan Rasa Kebangsaan
Wamena – Tradisi khas yang dilakukan ketika upacara bendera maupun hari-hari besar nasional adalah mengheningkan cipta. Kegiatan mengheningkan cipta dimulai setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Secara harfiah mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur membela tanah air.
Pengertian Mengheningkan Cipta
Mengheningkan cipta adalah kegiatan dengan sikap hening sejenak untuk merenung, berdoa, dan mengenang pahlawan yang telah gugur dalam sejarah Indonesia. Setiap peserta dan pemimpin upacara diajak hening untuk mengingat jasa para pahlawan dan mendoakannya untuk melanjutkan perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai yang terkandung dalam mengheningkan cipta adalah nilai spiritual dan moral. Dalam keadaan diam dan hening sejenak menandakan bahwa kita memberikan ruang untuk mengenang dan bersyukur atas pengorbanan pahlawan yang telah berjuang demi Indonesia.
Baca juga: Makna dan Cara Merayakan Hari Pahlawan di Era Modern
Mengapa Menundukkan Kepala Saat Mengheningkan Cipta
Filosofi sikap menundukkan kepala saat mengheningkan cipta sangat mendalam. Sebuah simbol penghormatan, kerendahan hati, dan rasa empati terhadap pengorbanan pahlawan nasional. Setiap keheningan diantaranya ada makna untuk merenungkan betapa mahalnya harga sebuah perjuangan pahlawan.
Gerakan menundukkan kepala sebagai tanda kesetaraan. Tanda kesetaraan untuk semua orang tanpa memandang jabatan atau kedudukan, bersama-sama menunjukkan rasa hormat dan Syukur kepada pahlawan yang telah berjuang bagi Indonesia.
Asal Muasal Mengheningkan Cipta
Sejarah mencatat bahwa mengheningkan cipta dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Ia melakukan pertama kali dalam serangkaian upacara peringatan Hari Pahlawan pada tahun 1958. Mengheningkan cipta pertama kali dikumandangkan di Ambon. Sejak saat itu, lagu mengheningkan cipta menjadi bagian dari upacara kenegaraan sebagai penghormatan kepada para pahlawan. (STE)