Berita Terkini

Mengikis Sekat Sosial, Memahami Bahaya Chauvinisme dalam Kehidupan Berbangsa

Wamena - Di tengah kehidupan masyarakat yang semakin beragam, muncul sebuah sikap yang kerap tidak disadari namun berdampak besar, chauvinisme. Istilah ini menggambarkan keyakinan berlebihan bahwa kelompok atau bangsanya sendiri adalah yang paling benar, paling unggul, dan paling layak dihormati dibandingkan kelompok lainnya.

Meski sering tumbuh dalam diam, chauvinisme dapat merayap ke dalam cara kita memandang orang lain.

Chauvinisme dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, chauvinisme dapat muncul lewat perilaku sederhana: merasa pendapat kelompok sendiri lebih valid, menolak budaya lain tanpa alasan jelas, hingga memandang kelompok lain sebagai ancaman.

Lambat laun, sikap ini menciptakan jarak antar warga, bahkan di lingkungan kecil sekalipun.

Di sekolah, misalnya, sikap ini bisa membuat anak-anak sulit bekerja sama hanya karena berbeda latar belakang. Di tempat kerja, chauvinisme bisa memicu diskriminasi yang menghambat kreativitas dan kebersamaan.

Mengapa Chauvinisme Berbahaya

Padahal, kekuatan sebuah bangsa justru tumbuh dari kemampuannya merangkul perbedaan. Ketika seseorang mulai melihat dunia dari satu kacamata, kacamata kelompoknya sendiri ia berisiko kehilangan kesempatan memahami keindahan keberagaman yang menjadi nafas kehidupan sosial.

Baca juga: Memahami Etnosentrisme, Saat Cinta Budaya Berlebihan Menjadi Penghalang Persatuan

Membangun Sikap Inklusif sebagai Penangkal

Masyarakat membutuhkan lebih dari sekadar toleransi; kita memerlukan empati dan kemauan untuk membuka diri terhadap pengalaman orang lain.

Langkah kecil bisa dimulai dari hal sederhana: mendengarkan tanpa menghakimi, mengapresiasi perbedaan, serta menyadari bahwa tidak ada kelompok yang sempurna.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan memahami bahaya chauvinisme dan dampaknya bagi hubungan antar manusia, setiap orang diharapkan dapat menumbuhkan sikap lebih inklusif. Persatuan hanya dapat terbangun ketika kita mengakui bahwa setiap manusia apapun latar belakangnya memiliki nilai yang sama dan layak dihargai. (AAZ)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 3 kali