Memahami Etnosentrisme, Saat Cinta Budaya Berlebihan Menjadi Penghalang Persatuan
Wamena - Di dalam pergaulan kita sehari-hari baik dalam lingkungan sekitar ataupun Masyarakat yang terdiri dari banyak macam suku, seringkali kita bangga dengan budaya sendiri, adat atau makanan khas daerah. Rasa bangga ini wajar saja dan penting untuk menjaga nilai dan jati diri bangsa. Namun hal itu menjadi masalah jika rasa bangga itu menimbulkan perasaan lebih unggul dari budaya orang lain dan inilah yang disebut etnosentrisme.
Etnosentrisme berasal dari kata ethnos yang berarti “kelompok” dan centrism yang berarti “berpusat.” Secara sederhana, etnosentrisme adalah sikap menilai budaya lain berdasarkan standar budaya sendiri. Orang yang etnosentris cenderung melihat kelompoknya sebagai yang paling benar, sementara kelompok lain dianggap salah, aneh, atau bahkan lebih rendah.
Bentuk dan Dampak Etnosentrisme
Fenomena ini bisa muncul di mana saja di lingkungan kerja, sekolah, hingga masyarakat luas. Misalnya, seseorang yang menolak makanan tradisional dari daerah lain karena dianggap “tidak sebersih” masakan daerahnya, atau merasa bahasanya lebih sopan dibanding bahasa lain. Sikap-sikap kecil seperti ini tanpa disadari bisa memupuk jarak sosial antar kelompok.
Jika dibiarkan, etnosentrisme dapat menimbulkan prasangka, diskriminasi, dan konflik sosial. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman luar biasa lebih dari 1.300 suku bangsa dan ratusan bahasa daerah.
Baca juga: Apa itu Bela Negara?
Mengapa Kita Harus Waspada Terhadap Etnosentrisme
Etnosentrisme yang berlebihan bisa menjadi penghalang bagi persatuan bangsa. Ia menutup pintu dialog dan kerja sama antarbudaya. Padahal, justru melalui interaksi dan keterbukaanlah kita bisa memperkuat rasa nasionalisme dan kebersamaan.
Sebaliknya, memahami bahwa setiap budaya punya nilai dan keunikan masing-masing dapat menumbuhkan empati dan toleransi. Menerima perbedaan bukan berarti kehilangan identitas, tetapi justru memperkaya cara pandang kita terhadap dunia.
Merawat Persatuan di Tengah Keberagaman
Bangga terhadap budaya sendiri adalah hal mulia, tetapi ketika rasa bangga itu membuat kita menutup mata terhadap keberagaman, di situlah bahaya etnosentrisme muncul.
Mari belajar menghargai perbedaan, karena di balik setiap budaya, ada nilai kemanusiaan yang sama, keinginan untuk hidup damai, saling menghormati, dan bersama membangun bangsa.(AAZ)
Baca juga: Dari Pengabdian Menuju Profesionalisme ASN yang Bermartabat