Sainte Lague vs Metode D Hondt: Mana yang Lebih Adil dalam Pemilu?
Wamena – Dalam sistem pemilihan ada 2 yang kita kenal yaitu sistem proporsional terbuka dan proporsional tertutup, dan saat pembagian kursi di legislatif menjadi isu yang sangat penting yang akan menentukan keseimbangan dalam tatanan politik. Dua metode yang biasanya sangat sering digunakan di dunia yaitu Sainte Lague dan D’Hondt . di dalam kedua metode ini sama – sama mempunyai tujuan yaitu untuk menciptakan representasi yang proporsional antara jumlah suara dengan kursi yang akan didapat oleh sebuah partai, namun kedua metode ini mempunyai pendekatan yang berbeda.
Sainte Lague: Menjaga Keseimbangan bagi Partai Kecil dan Besar
Metode Sainte Lague , yang digunakan oleh Indonesia sejak Pemilu yang berlangsung pada tahun 2019, itu dinilai lebih memberikan rasa keadilan bagi sebuah partai kecil dan menengah. Dan di dalam sistem ini membagi jumlah suara di setiap partai dengan angka ganjil berurutan (1,3,5,7, dan seterusnya), sehingga mempunyai peluang untuk partai kecil agar tetap terbuka untuk mendapatkan perolehan kursi di parlemen.
Dengan demikian metode sainte lague ini dianggap sangat mampu untuk memperkuat pluralisme dalam dunia politik dan juga mencegah adanya dominasi partai besar di parlemen.
Metode D’Hondt : sebuah keuntungan untuk partai yang besar
Berbeda dengan Sainte Lague , metode D’hondt cenderung akan memberikan keuntungan untuk partai yang besar, karena dalam sistem ini suara partai akan dibagi dengan bilangan berurutan (1,2,3,4, dan seterusnya), sehingga membuat partai yang mempunyai perolehan suara tertinggi akan lebih cepat mendapatkan kursi tambahan.
Di dalam sistem ini biasanya banyak yang menerapkan di negara-negara Eropa contoh seperti Spanyol dan Belgia, karena mereka menganggap bahwa sistem ini lebih stabil bagi Pemerintahan. Tetapi, di sisi yang berbeda sebuah partai kecil akan sering kali tersisih, dan akan membuat keberagaman dalam politik berkurang.
Perbandingan langsung antara Sainte Lague dengan Metode D’Hondt
Diantara kedua sistem ini memiliki perbandingan diantaranya:
1. Sainte Lague
· Adil bagi partai kecil dan menengah
· Sistem pembagian menggunakan bilangan ganjil (1,3,5,7, dan seterusnya)
· Mempunyai kelemahan yaitu bisa menyebabkan parlemen terfragmentasi
2. Metode D’Hondt
· Stabil bagi para partai – partai besar
· Sistem pembagian menggunakan bilangan berurutan (1,2,3,4, dan seterusnya)
· Mempunyai kelemahan representasinya kurang proporsional
Metode mana yang lebih adil bagi Indonesia?
Di dalam konteks Indonesia ini mempunyai banyak Partai Politik, sehingga metode Sainte Lague akan dianggap paling sesuai dan adil. Sistem ini sangat membantu dalam menjaga keberagaman dalam politik, dan juga dapat mencegah adanya dominasi satu atau dua partai besar. Walau begitu, ada sebuah tantangannya yaitu menjaga stabilitas pemerintahan Ketika parlemen terlalu terfragmentasi.
Tidak ada yang Sempurna, Tetapi ada yang lebih sesuai
Diantara kedua metode ini mempunyai sebuah kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Namun dalam praktiknya, pilihan metode harus sesuai dengan karakter politik dan sistem kepartaian di sebuah negara. (REZ)
Baca juga: Mengapa Indonesia Memilih Metode Sainte Lague dalam Pemilu? Begini Alasannya!