Berita Terkini

Mengapa Indonesia Memilih Metode Sainte Lague dalam Pemilu? Begini Alasannya!

Wamena – di dalam setiap Pemilu, pembagian kursi di dalam Parlemen merupakan salah satu yang paling penting, dimana hal tersebut untuk memastikan sebuah keadilan representasi suara rakyat. Di Indonesia, dimulai sejak Pemilu 2019 Indonesia menganut sebuah metode yang Namanya Sainte- Laguë murni untuk menghitung perolehan kursi para anggota baik itu DPR maupun DPRD. Tetapi, apakah anda tau mengapa sistem ini lebih dipilih daripada metode yang sebelumnya?

Sainte- Laguë merupakan metode hitung yang menggunakan nilai rata-rata tertinggi untuk menentukan jumlah kursi yang akan menang di dalam Pemilu. Di dalam metode ini mengonversi perolehan suara partai politik menjadi jumlah kursi yang akan didapatkan di Parlemen. Di dalam Pemilu Legislatif Metode ini digunakan untuk menentukan perolehan kursi partai politik di DPR, DPRD Provinsi, hingga DPRD tingkat Kabupaten/Kota.

Alasan Utama Penggunaan Sainte-Laguë

1.    Mewujudkan Sebuah Keadilan Representasi Suara

Sainte- Laguë dipilih karena dianggap lebih memiliki rasa keadilan, karena di setiap suara dianggap memiliki sebuah peluang yang lebih seimbang untuk menentukan dan mendapatkan jumlah kursi tanpa ada dominasi partai besar.

2.    Memperkuat Demokrasi Multipartai

Dengan adanya sistem ini, sebuah partai yang kecil juga akan memiliki kesempatan yang besar untuk memperoleh dan mendapatkan kursi di parlemen, sehingga keanekaragaman Politik menjadi lebih beragam dan demokratis.

3.    Menghindari Distorsi Suara Pemilih

Di dalam sistem ini bisa mencegah terkait dimana Partai Politik yang besar mendominasi secara berlebihan, padahal selisih suara dengan partai kecil tidaklah berbeda jauh.

4.    Mendorong Keterwakilan yang Lebih Proporsional

Kursi di Parlemen akan dibagi sesuai dengan proporsi suara yang benar – benar didapat, sehingga hasil dari Pemilu akan mencerminkan kehendak dari Rakyat dengan lebih akurat

Bagaimana cara Sainte-Laguë bekerja ?

Setiap Partai Politik, membagi jumlah suara yang di dapat di suatu daerah pemilihan dengan angka yang ganjil berurutan (1,3,5,7 dan seterusnya). Hasil dari pembagian ini diurutkan mulai dari yang terbesar, kemudian kursi akan diberikan sesuai dengan urutan hasil tersebut hingga seluruh kursi habis.

Contoh sederhana:

Jika di dalam parlemen terdapat 4 kursi yang harus dibagikan kemudian ada 3 partai memperoleh suara yang berbeda, pembagian dalam Sainte-Laguë akan menghasilkan distribusi yang lebih proporsional dibandingkan dengan metode lain seperti D’Hont.

Dampak penggunaan sistem Sainte-Laguë di Indonesia

Sejak mulai diterapkannya sistem Sainte-Laguë , metode ini telah membantu menciptakan sebuah parlemen yang lebih plural dan representatif. Meski di dalam jumlah partai di DPR masih terbatas oleh ambang batas parlemen (Parliamentary threshold), sistem ini akan memastikan bahwa setiap suara dari rakyat akan tetap mempunyai sebuah bobot yang adil dalam penentuan kursi. (REZ)

Baca juga: Apa Hubungan antara Mahkamah Konstitusi dengan Komisi Pemilihan Umum?

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 226 kali