Berita Terkini

Sosok Sederhana dibalik Ketegasan dan Kasih Tanpa Syarat

Wamena – Sebuah momentum yang sakral menghargai peran seorang ayah di tengah gemerlap zaman yang semakin maju, Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional, hari dimana untuk mengenang dan mengapresiasi perjuangan yang mungkin tidak terlihat dan mungkin sangat jarang terbesit dalam pikiran sosok yang tidak banyak berbicara, namun tindakannya yang berbicara, seseorang yang selalu memeluk tanpa menyentuh

Kasih Tanpa Kata, Cinta yang Nyata

Di balik kesibukan, keringat, dan wajah lelah seorang ayah, tersimpan cinta yang kadang tidak mudah diungkapkan. Ia mungkin jarang memeluk atau berkata lembut, namun setiap langkahnya adalah bentuk kasih sayang yang nyata. Mulai dari pagi buta menyiapkan kendaraan, hingga larut malam masih memikirkan masa depan anak-anaknya.

Ayah, Pilar Keteguhan dan Harapan

Bagi banyak keluarga, ayah adalah pilar keteguhan dan harapan. Ia bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga pelindung dalam diam, penguat dalam setiap ujian. Di zaman yang serba cepat ini, kehadiran ayah sering tersamar oleh rutinitas  padahal, tanpa ia sadari, keteguhannya menjadi teladan bagi generasi muda.

Baca juga: Pluralisme, Arti Menghargai Keberagaman dalam Masyarakat

Sebuah Ajakan untuk Menghargai

Peringatan Hari Ayah mengajak kita untuk sejenak berhenti dari kesibukan, menatap sosok yang mungkin kini mulai beruban itu, dan mengucapkan terima kasih. Karena tanpa peluh dan pengorbanannya, banyak mimpi takkan berdiri setegak hari ini.

Kasih Ayah yang Abadi

Hari Ayah bukan hanya tentang hadiah atau ucapan, tetapi tentang rasa hormat dan pengakuan bahwa kasih ayah, meski sederhana, adalah fondasi kasih yang paling kuat dalam kehidupan manusia.

Ayah tidak pernah meminta ucapan terima kasih. Ia hanya ingin melihat anak-anaknya tumbuh bahagia, meski harus menukar bahagiannya sendiri. Kasih sayang ibu bisa dirasakan saat pertama kali kita membuka mata, namun kasih sayang seorang Ayah baru akan kita rasakan setelah kita menjadi seorang Ayah. (AAZ)

Baca juga: Rekonsiliasi, Jalan Kembali Merajut Persatuan dan Kedamaian

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 58 kali