
Bakar Batu: Simbol Persaudaraan dalam Setiap Perayaan Besar di Kabupaten Nduga
Wamena - Papua Pergunungan, tepatnya di Kabupaten Nduga, setiap perayaan besar selalu diwarnai oleh tradisi bakar batu. Ketika api sudah menyala dan batu panas sudah siap, masyarakat dari berbagai kampung berkumpul membawa hasil panen, hewan ternak, dan semangat gotong royong yang khas.
Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang makan bersama, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial antarwarga. Di balik kepulan asap dan tawa riang, ada makna yang dalam tentang hidup yang saling bergantung dan saling menghormati.
Makna Budaya dan Filsafat Kehangatan Bakar Batu
Bakar batu memiliki filosofi luhur yang merefleksikan kehidupan masyarakat pegunungan Papua: sederhana, tulus, dan penuh kebersamaan. Batu yang dibakar melambangkan hati yang hangat dan semangat untuk berbagi, sementara makanan yang dimasak bersama menjadi simbol persatuan antarwarga.
Laki-laki biasanya bertugas mengumpulkan batu dan kayu bakar, sedangkan perempuan menyiapkan ubi, sayur, dan daun pisang. Semua orang bekerja sama tanpa paksaan untuk satu tujuan: merayakan hidup dan bersyukur.
Menjaga Warisan, Menyatukan Generasi
Modernisasi kini menjadi tantangan yang menyebabkan banyak tradisi memudar. Tetapi, di Nduga, bakar batu tetap hidup. Generasi muda diajak untuk belajar dan ikut serta, agar warisan leluhur ini tidak hanya menjadi kenangan, tapi terus menjadi bagian dari identitas mereka.
Melalui dukungan banyak pihak, termasuk instansi pemerintah seperti KPU Kabupaten Nduga, semangat melestarikan budaya lokal menjadi bagian dari pengabdian. Sebab, menjaga budaya berarti menjaga jati diri dan persatuan Papua .
Simbol cinta dan persaudaraan yang tak akan pernah hilang
Setiap kali batu panas ditata, daun pisang ditata, dan makanan dibagikan, pesan kemanusiaan masyarakat Papua semakin terasa. Bahwa dalam kebersamaan dan saling berbagi, tidak ada yang lebih tinggi atau rendah, yang ada hanyalah saudara, satu tanah, satu semangat.
Tradisi bakar batu di Nduga bukan hanya warisan budaya, tetapi juga pelajaran hidup. Tentang bagaimana orang bisa bersyukur, menghargai orang lain, dan menjaga keharmonisan dengan alam. Sebuah warisan yang tak akan pernah pudar, sehangat batu yang menyinari cinta di setiap perayaannya. (HY)