Berita Terkini

Dari Tugas Menjadi Cerita: Kisah Inspiratif Lima CPNS KPU Nduga Menapaki Jalan Pengabdian di Tanah Papua

Wamena - Setiap Penugasan membawa cerita, dan setiap cerita menyimpan makna. Begitu pula kisah lima Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Nduga yang menorehkan pengalaman berharga selama menjalani masa penempatan di ujung timur Indonesia.

Mereka adalah Ahmad Rezha Ibrahim (Subbagian Keuangan, Umum dan Logistik), Stevan Barimbing (Subbagian Keuangan, Umum dan Logistik), Febriaty P. Hutagalung (Subbagian Partisipasi, Hubungan Masyarakat dan Sumber Daya Manusia), Adiyansah Hazka (Subbagian Perencanaan, Data dan Informasi), serta Septiany Skipi (Subbagian Teknis dan Hukum). Dengan semangat muda dan dedikasi tinggi, mereka menghadirkan wajah baru pengabdian ASN di tengah tantangan dan keindahan alam di Papua Pegunungan.

Adaptasi dan Pembelajaran di Tanah Papua

Bagi para CPNS, KPU Kabupaten Nduga bukan sekedar tempat bekerja, melainkan ruang pembelajaran nyata tentang arti Profesionalisme dan Pengabdian.

Ahmad Rezha Ibrahim menyatakan bahwa penempatan di KPU Kabupaten Nduga mengajarkan banyak hal tentang tanggung jawab, keikhlasan, dan etika. “Saya belajar tentang arti dedikasi; disini kami tak hanya mengelola keuangan, arsip dan logistik, tetapi memastikan seluruh proses administrasi berjalan sesuai aturan. Tantangan ada, tapi justru dari situlah kami tumbuh,” ujarnya.

Pelayanan Publik yang Humanis

Dari sisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Febriaty P. Hutagalung melihat birokrasi di KPU Nduga dijalankan dengan sangat baik. “Suasana di Wamena itu sangat asri dan sejuk, tetapi menantang karena medannya yang baru saya kenal. Namun, itulah yang mengajarkan kami untuk lebih tangguh dan adaptif." katanya

Ia menambahkan bahwa pendekatan yang humanis menjadi kunci untuk menumbuhkan hubungan baik dengan Masyarakat sekitar.

Inovasi Tata Kelola di lingkungan Kerja

Berbeda dengan daerah asalnya di Sumatera, Adiyansah Hazka mengaku kagum dengan suasana kerja di Papua. “Disini Masyarakatnya ramah, budaya saling sapa masih kuat. Lingkungan kerja juga sangat mendukung, dan komunikasi antar divisi berjalan sangat baik serta kedisiplinan menjadi hal yang dijunjung tinggi," ujarnya.

Menurutnya, kolaborasi antar pegawai menjadi pondasi penting dalam menjalankan tugas di Subbagian Perencanaan, Data, dan Informasi.

Menjaga Integritas Penyelenggara Pemilu

Sementara itu, Septiany Skipi dari Subbagian Teknis dan Hukum menegaskan pentingnya integritas dalam penyelenggaraan pemilu. “Bekerja di KPU bukan hanya soal Prosedur, tapi soal menjaga kepercayaan publik. Integritas adalah hal utama dalam setiap langkah kami," ujarnya.

Septiany juga membandingkan kehidupannya di Jakarta dan Wamena. “Kalau di Jakarta situasi sangat padat dan lalu lintas macet dimana-mana, di Wamena justru sejuk dan nyaman. Setiap hari berangkat kerja tanpa harus menghadapi kemacetan, itu jadi hal sederhana yang membuat saya bersyukur," katanya.

Kebersamaan sebagai kekuatan

Stevan Barimbing menceritakan bahwa budaya saling menyapa dan kekeluargaan yang hangat di Wamena membuatnya merasa diterima sepenuhnya. “Dulu saya sempat kesulitan untuk menyesuaikan diri, tapi dukungan dari rekan-rekan KPU Nduga sangat luar biasa. Kami bekerja seperti keluarga," ujarnya.

Menutup Cerita, Membuka Harapan

CPNS KPU Nduga, Cerita CPNS KPU Nduga

Lima CPNS KPU Nduga sepakat bahwa masa penempatan ini bukan hanya sekedar tugas, melainkan proses pembentukan karakter, profesionalisme, dan pengabdian kepada Bangsa.

“Kami datang untuk belajar dan mengabdi; dari sini kami belajar kerja keras, ketulusan, dan semangat untuk berkontribusi untuk negeri,” tutur mereka bersama.

Dengan semangat yang sama, KPU Nduga berkomitmen untuk terus membangun tata Kelola kelembagaan yang professional, akuntabel, dan berintegritas tinggi, demi mendukung penyelenggaraan pemilu yang demokratis di Tanah Papua. (REZ)

Baca juga: Noken: Simbol Budaya dan Demokrasi

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 394 kali